Macam-macam Besi Keris
21 November 2013 oleh : Sunan Abrith
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ
الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا
الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ
عَزِيزٌ
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al
Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.
Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)
dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa.
Q.S Al-Hadid ayat: 25
Besi Keris
adalah bahan logam terpenting dalam pembuatan Tosan Aji (keris, tombak,
pedang, dan senjata pusaka lainnya). Bangsa Indonesia mengenal logam
besi tanpa melalui zaman perunggu, itulah sebabnya di Indonesia banyak
ditemukan berbagai perkakas besi, namun jarang yang terbuat dari
perunggu. Pasir besi mudah dijumpai di pulau Jawa sehingga sebagian
penduduknya menjadi penempa yang mahir. Seni tempa di Indonesia tidak
mungkin memiliki kualitas tinggi seperti sekarang jika tidak tersedia
bahan dan pengetahuan akan besi yang luas.
Pengetahuan orang Jawa
menyangkut besi keris tidak terbatas pada penempaan besinya saja, tetapi
juga pembedaan senyawa besi satu sama lainnya. Ditinjau dari sudut ilmu
pengetahuan modern, ilmu ini memang tidak tergolong ilmiah. Raden
Ngabehi Ronggowarsito, pujangga besar Keraton Surakarta pada abad 19
juga mencoba membuat catatan mengenai berbagai jenis besi bahan tosan
aji yang dikenal oleh para ahli tosan aji Surakarta. Walaupun ditulis
seorang pujangga, catatan itu pun masih sulit dimengerti orang-orang di
zaman ini.
Di bawah ini adalah beberapa jenis besi menurut catatan beliau, antara lain :
Besi Karangkijang, energinya dingin dan sabar.
Besi Pulosani, manfaatnya untuk kewibawaan, dapat kaya, dan keriernya baik.
Besi Mangangkang (wadon/betina), manfaatnya kalau dibawa pergi mudah dapat rejeki.
Besi Walulin, manfaatnya yang punya selalu sehat kuat, dalam bidang
pertanian subur tanamannya, dihormati orang banyak, dan dapat berbuat
tegas dalam menyelesaikan perkara.
Besi Katub, manfaatnya cocok untuk pedagang, apa yang dikehendaki dapat tercapai, dan juga untuk keselamatan.
Besi Kamboja, manfaatnya untuk kewibawaan, disegani orang banyak,
kariernya baik. Tetapi tidak boleh berbuat jahat, kalau melanggar
mendapat celaka.
Besi Ambal, manfaatnya dapat menarik keris lain.
Besi Winduaji, manfaatnya untuk keselamatan.
Besi Tumpang, manfaatnya untuk kewibawaan dan daya pesona.
Besi Werani (magnet?), manfaatnya untuk mencapai pangkat tinggi, kaya raya, dan sukses dalam kepemerintahan.
Besi Walangi (pelangi), manfaatnya dapat lancar untuk mencari sandang
pangan, juga untuk penghasihan, dan jangan untuk usaha simpan pinjam.
Besi Terate, manfaatnya dicintai oleh wanita, dan keselamatan.
Ilmu besi keris orang Jawa tidak mengunakan ukuran dan tolak ukur yang
bersifat ilmiah, melainkan mengunakan kepekaan perasaan dan panca
indera. Zaman dahulu mereka membedakan berbagai jenis besi dengan
mengamati, mendengar bunyinya, atau dengan merabanya. Karena itulah ilmu
besi tradisional ini sukar dipelajari dan dibuat catatannya. Dalam
catatan “Serat WesiAji” terbitan De Blik-sem Solo tahun 1982 dijelaskan
ilmu pembagian besi menurut Empu yang umum digunakan saat itu untuk
membuat senjata atau benda pusaka (Tosan Aji).
Berikut adalah besi-besi yang dimaksud dalam catatan tersebut :
Besi Karangkijang, adalah besi yang seratnya sepeti air laut. Inilah
“pendeta“-nya besi, warna hitam kebiruan, jika dijentik berbunyi
ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuah besi ini dingin dan ampuh.
Besi Pulasani, adalah besi yang seratnya seperti batu asih (?) warnanya
hijau keperakan (Jawa: nyamberlilin), jika dijentik bunyinya Gurrr…
Tuahnya tulus, membawa rejeki dan derajat, baik digunakan sebagai bahan
pusaka.
Besi Mengangkang, adalah besi yang seratnya polos, berwarna
hitam keunguan. Jenis besi ini ada dua macam, mengangkang laki-laki jika
dijentik bunyinya Drungngng… (gemanya panjang). Tuahnya baik sekali
yakni menambah wibawa. Mengangkang perempuan jika dijentik bunyinya
ambrengengeng seperti suara lebah terbang. Tuahnya disayang orang
sekelilingnya dan membawa rejeki.
Besi Walulin, adalah besi yang
seratnya seperti pasir malela (ada kristal yang mengkilat di
permukaannya), warnanya kebiruan, bila dijentik bunyinya Gung… bergetar.
Penampilannya akas (berkesan kering). Tuahnya yakni dihormati orang
banyak, baik untuk berternak.
Besi Katub, adalah besi yang seratnya
seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat, kalau dijentik
bunyinya Kung, ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuahnya yakni untuk
kekebalan dan baik untuk pedagang.
Besi Kamboja, adalah besi yang
warnanya keputihan, seratnya seperti gadung gemerlapan. Jika dijentik
bunyinya Tong-ngong…nging (panjang). Inilah “putri“-nya besi, pemiliknya
tidak boleh berzina. Tuahnya yakni dihormati orang banyak.
Besi
Welangi, adalah besi yang konon berasal dari lautan, warnanya kuning
kehijauan. Jika dijentik bunyinya Nging…amberengengeng sepeti suara
lebah terbang. Tuahnya untuk keselamatan dan mudah mencari rejeki,
tetapi tidak boleh membungakan uang.
Besi Ambal, adalah besi yang
berwarna biru kemerahan, konon berasal dari batu gunung. Kalau dijentik
bunyinya ambrengengengeng bergetar. Jika dipakai sebagai bahan pembuatan
keris, besi ambal ampuh dan bisa “menarik” pusaka lainnya.
Besi
Tumpang, adalah besi yang digelari “kuncinya besi“. Warnanya biru
keunguan, jika dijentik bunyinya Jrung… gaungnya panjang. Tuahnya baik
untuk kesaktian dan kewibawaan.
Besi Windudadi, adalah besi yang
konon katanya berasal dari tengorokan Sang Hyang Mundikbrata, tidak
tenggelam dalam air (?) dan warnanya biru bagaikan kaca (?), kalau
dijentik bunyinya Dung… Tuahnya untuk kekuatan dan keteguhan.
Besi
Werani, adalah besi yang konon katanya berasal dari gunung Srandil,
warnanya hitam keungunan bagaikan bunga Teleng, kalau dijentik bunyinya
abrengengengeng… bagai suara lebah terbang. Tuahnya sangat ampuh; kalau
pemiliknya tergolong kuat; pangkat dan derajatnya cepat meningkat, kalau
tidak kuat malah meyebabkan melarat.
Besi Terate, adalah besi yang
warnanya hitam seolah berlumut, konon katanya berasal dari batu asih
(?). Kalau dijentik bunyinya ambrengengeng bagai suara lebah terbang,
berkahnya jauh dari fitnah dan mudah didekati wanita.
Besi Malela
Ruyung, konon asalnya dari batu cendani (?). Warnanya putih kebiruan,
berserat seperti rambut. Kalo dijentik berbunyi Preng… bergetar. Tuahnya
untuk menambah kebranian dan keteguhan iman.
Besi Balitung, ada dua
jenis. Yang baik besinya berasal dari batu, berwarna hitam agak
keunguan. Jika dijentik bunyinya Ting… panjang. Tuahnya baik untuk
nelayan. Sedangkan yang buruk warnanya agak keruh, jika dijentik
bunyinya Ngeng, pendek. Tuahnya buruk menyebabkan melarat.
Besi
Kenur, adalah besi yang berwarna hitam mengkilat bagai bulu burung
gagak. Jaka dijentik bunyinya Srung…Ambrengengeng. Tuahnya baik untuk
berdagang dan menyimpan uang banyak.
Besi Malela Kendaga, kadang
juga disebut besi Loya. Bila dijentik bunyinya Tung… Tuahnya baik untuk
menambah keberanian dan menjaga keteguhan iman.
Besi Tumbuk, konon
berasal dari Sailan. Warnanya putih kekuningan gemerlap bagai batu
karang. Jika dijentik bunyinya Gong…ambrengengeng. Tuahnya baik untuk
menyimpan harta serta ditakuti jin dan setan.
Ketujuh belas jenis
besi diatas tergolong besi yang baik digunakan dalam bahan pembuatan
senjata pusaka. Selain itu ada juga jenis-jenis besi yang tergolong
buruk. Besi yang dianggap buruk untuk bahan pembuatan pusaka adalah besi
Kantet, besi Malik, besi Kelengan, dan besi Enuh. Jelas bahwa pembagian
jenis-jenis besi diatas tidak ada kaitannya dengan ilmu metalurgi.
Bahkan bisa jadi yang disebut “besi” oleh nenek moyang kita dulu tidak
harus besi murni (Fe, ferrum) yang kita kenal sekarang. Mungkin beberapa
jenis logam yang lain juga disebut besi.
Sumber :
Pada Threat
21 November 2013 oleh : Sunan Abrith
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Q.S Al-Hadid ayat: 25
Besi Keris adalah bahan logam terpenting dalam pembuatan Tosan Aji (keris, tombak, pedang, dan senjata pusaka lainnya). Bangsa Indonesia mengenal logam besi tanpa melalui zaman perunggu, itulah sebabnya di Indonesia banyak ditemukan berbagai perkakas besi, namun jarang yang terbuat dari perunggu. Pasir besi mudah dijumpai di pulau Jawa sehingga sebagian penduduknya menjadi penempa yang mahir. Seni tempa di Indonesia tidak mungkin memiliki kualitas tinggi seperti sekarang jika tidak tersedia bahan dan pengetahuan akan besi yang luas.
Pengetahuan orang Jawa menyangkut besi keris tidak terbatas pada penempaan besinya saja, tetapi juga pembedaan senyawa besi satu sama lainnya. Ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan modern, ilmu ini memang tidak tergolong ilmiah. Raden Ngabehi Ronggowarsito, pujangga besar Keraton Surakarta pada abad 19 juga mencoba membuat catatan mengenai berbagai jenis besi bahan tosan aji yang dikenal oleh para ahli tosan aji Surakarta. Walaupun ditulis seorang pujangga, catatan itu pun masih sulit dimengerti orang-orang di zaman ini.
Di bawah ini adalah beberapa jenis besi menurut catatan beliau, antara lain :
Besi Karangkijang, energinya dingin dan sabar.
Besi Pulosani, manfaatnya untuk kewibawaan, dapat kaya, dan keriernya baik.
Besi Mangangkang (wadon/betina), manfaatnya kalau dibawa pergi mudah dapat rejeki.
Besi Walulin, manfaatnya yang punya selalu sehat kuat, dalam bidang pertanian subur tanamannya, dihormati orang banyak, dan dapat berbuat tegas dalam menyelesaikan perkara.
Besi Katub, manfaatnya cocok untuk pedagang, apa yang dikehendaki dapat tercapai, dan juga untuk keselamatan.
Besi Kamboja, manfaatnya untuk kewibawaan, disegani orang banyak, kariernya baik. Tetapi tidak boleh berbuat jahat, kalau melanggar mendapat celaka.
Besi Ambal, manfaatnya dapat menarik keris lain.
Besi Winduaji, manfaatnya untuk keselamatan.
Besi Tumpang, manfaatnya untuk kewibawaan dan daya pesona.
Besi Werani (magnet?), manfaatnya untuk mencapai pangkat tinggi, kaya raya, dan sukses dalam kepemerintahan.
Besi Walangi (pelangi), manfaatnya dapat lancar untuk mencari sandang pangan, juga untuk penghasihan, dan jangan untuk usaha simpan pinjam.
Besi Terate, manfaatnya dicintai oleh wanita, dan keselamatan.
Ilmu besi keris orang Jawa tidak mengunakan ukuran dan tolak ukur yang bersifat ilmiah, melainkan mengunakan kepekaan perasaan dan panca indera. Zaman dahulu mereka membedakan berbagai jenis besi dengan mengamati, mendengar bunyinya, atau dengan merabanya. Karena itulah ilmu besi tradisional ini sukar dipelajari dan dibuat catatannya. Dalam catatan “Serat WesiAji” terbitan De Blik-sem Solo tahun 1982 dijelaskan ilmu pembagian besi menurut Empu yang umum digunakan saat itu untuk membuat senjata atau benda pusaka (Tosan Aji).
Berikut adalah besi-besi yang dimaksud dalam catatan tersebut :
Besi Karangkijang, adalah besi yang seratnya sepeti air laut. Inilah “pendeta“-nya besi, warna hitam kebiruan, jika dijentik berbunyi ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuah besi ini dingin dan ampuh.
Besi Pulasani, adalah besi yang seratnya seperti batu asih (?) warnanya hijau keperakan (Jawa: nyamberlilin), jika dijentik bunyinya Gurrr… Tuahnya tulus, membawa rejeki dan derajat, baik digunakan sebagai bahan pusaka.
Besi Mengangkang, adalah besi yang seratnya polos, berwarna hitam keunguan. Jenis besi ini ada dua macam, mengangkang laki-laki jika dijentik bunyinya Drungngng… (gemanya panjang). Tuahnya baik sekali yakni menambah wibawa. Mengangkang perempuan jika dijentik bunyinya ambrengengeng seperti suara lebah terbang. Tuahnya disayang orang sekelilingnya dan membawa rejeki.
Besi Walulin, adalah besi yang seratnya seperti pasir malela (ada kristal yang mengkilat di permukaannya), warnanya kebiruan, bila dijentik bunyinya Gung… bergetar. Penampilannya akas (berkesan kering). Tuahnya yakni dihormati orang banyak, baik untuk berternak.
Besi Katub, adalah besi yang seratnya seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat, kalau dijentik bunyinya Kung, ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan baik untuk pedagang.
Besi Kamboja, adalah besi yang warnanya keputihan, seratnya seperti gadung gemerlapan. Jika dijentik bunyinya Tong-ngong…nging (panjang). Inilah “putri“-nya besi, pemiliknya tidak boleh berzina. Tuahnya yakni dihormati orang banyak.
Besi Welangi, adalah besi yang konon berasal dari lautan, warnanya kuning kehijauan. Jika dijentik bunyinya Nging…amberengengeng sepeti suara lebah terbang. Tuahnya untuk keselamatan dan mudah mencari rejeki, tetapi tidak boleh membungakan uang.
Besi Ambal, adalah besi yang berwarna biru kemerahan, konon berasal dari batu gunung. Kalau dijentik bunyinya ambrengengengeng bergetar. Jika dipakai sebagai bahan pembuatan keris, besi ambal ampuh dan bisa “menarik” pusaka lainnya.
Besi Tumpang, adalah besi yang digelari “kuncinya besi“. Warnanya biru keunguan, jika dijentik bunyinya Jrung… gaungnya panjang. Tuahnya baik untuk kesaktian dan kewibawaan.
Besi Windudadi, adalah besi yang konon katanya berasal dari tengorokan Sang Hyang Mundikbrata, tidak tenggelam dalam air (?) dan warnanya biru bagaikan kaca (?), kalau dijentik bunyinya Dung… Tuahnya untuk kekuatan dan keteguhan.
Besi Werani, adalah besi yang konon katanya berasal dari gunung Srandil, warnanya hitam keungunan bagaikan bunga Teleng, kalau dijentik bunyinya abrengengengeng… bagai suara lebah terbang. Tuahnya sangat ampuh; kalau pemiliknya tergolong kuat; pangkat dan derajatnya cepat meningkat, kalau tidak kuat malah meyebabkan melarat.
Besi Terate, adalah besi yang warnanya hitam seolah berlumut, konon katanya berasal dari batu asih (?). Kalau dijentik bunyinya ambrengengeng bagai suara lebah terbang, berkahnya jauh dari fitnah dan mudah didekati wanita.
Besi Malela Ruyung, konon asalnya dari batu cendani (?). Warnanya putih kebiruan, berserat seperti rambut. Kalo dijentik berbunyi Preng… bergetar. Tuahnya untuk menambah kebranian dan keteguhan iman.
Besi Balitung, ada dua jenis. Yang baik besinya berasal dari batu, berwarna hitam agak keunguan. Jika dijentik bunyinya Ting… panjang. Tuahnya baik untuk nelayan. Sedangkan yang buruk warnanya agak keruh, jika dijentik bunyinya Ngeng, pendek. Tuahnya buruk menyebabkan melarat.
Besi Kenur, adalah besi yang berwarna hitam mengkilat bagai bulu burung gagak. Jaka dijentik bunyinya Srung…Ambrengengeng. Tuahnya baik untuk berdagang dan menyimpan uang banyak.
Besi Malela Kendaga, kadang juga disebut besi Loya. Bila dijentik bunyinya Tung… Tuahnya baik untuk menambah keberanian dan menjaga keteguhan iman.
Besi Tumbuk, konon berasal dari Sailan. Warnanya putih kekuningan gemerlap bagai batu karang. Jika dijentik bunyinya Gong…ambrengengeng. Tuahnya baik untuk menyimpan harta serta ditakuti jin dan setan.
Ketujuh belas jenis besi diatas tergolong besi yang baik digunakan dalam bahan pembuatan senjata pusaka. Selain itu ada juga jenis-jenis besi yang tergolong buruk. Besi yang dianggap buruk untuk bahan pembuatan pusaka adalah besi Kantet, besi Malik, besi Kelengan, dan besi Enuh. Jelas bahwa pembagian jenis-jenis besi diatas tidak ada kaitannya dengan ilmu metalurgi. Bahkan bisa jadi yang disebut “besi” oleh nenek moyang kita dulu tidak harus besi murni (Fe, ferrum) yang kita kenal sekarang. Mungkin beberapa jenis logam yang lain juga disebut besi.
0 komentar:
Posting Komentar