Mustika Ratu bangun pabrik Rp60 miliar tahun ini

JAKARTA (Bisnis.com): PT Mustika Ratu Tbk akan mulai membangun pabrik kosmestik senilai Rp60 miliar tahun ini. Sejauh ini dana masih dipenuhi dari kas internal.

Selain itu, emiten yang bergerak di bidang industri kosmestik dan kecantikan ini memproyeksikan bisa mencatat pertumbuhan bisnis maupun laba bersih sebesar 20% - 25% dari tahun lalu.

Vice President Director Mustika Ratu Putri Kuswisnuwardani menuturkan pabrik yang dibangun berada di wilayah Cibitung Bekasi Jawa Barat.

“Mesin pabrik yang beroperasi selama ini sudah sampai tiga shift. Agar produksi bisa lebih optimal, kami akan membangun pabrik baru. Jika dibutuhkan, kami terbuka untuk mencari pinjaman guna menunjang pembangunan pabrik tersebut,” ujarnya hari ini.

Untuk mendukung ekspansi pemasaran, Mustika Ratu akan mulai mengembangkan distribusi ke Vietnam dan Kamboja sebagai area pemasaran yang baru. Sejauh ini, penjualan ke Malaysia memberikan kontribusi terbesar dalam penjualan ke luar negeri. Perseroan juga mengekspor produknya ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.

Secara total, penjualan ke luar negeri sekitar 20%, sedangkan sisanya yang 80% ke pasar domestik.

Terkait dengan penjualan, kontribusi terbesar perseroan berasal dari produk masker, minuman (sliming tea), serta produk-produk bagi remaja. Sementara itu, produk yang memberikan margin terbesar salah satunya adalah masker bengkoang.

“Untuk kompetisi, saat ini yang dihadapi bukan antarperusahaan namun antarproduk. Kompetisi sudah sangat fokus,” lanjutnya.

Rata-rata produk baru yang diluncurkan Mustika Ratu mencapai tiga sampai 10 produk per tahun. Untuk tahun ini, produk baru yang diluncurkan sekitar empat.

“Namun kami belum bisa menyebutkan namanya. Kami akan sampaikan setelah produk itu dirilis,” lanjut Putri.

Sementara itu dalam rapat umum pemegang saham yang diselenggarakan hari ini, perseroan membagikan dividen sebesar 20% dari laba bersih tahun lalu. Jumlah itu setara dengan Rp4,2 miliar atau Rp9,82 per saham.(er)

Sumber : oleh Oleh: Bambang P. Jatmiko