Kembali pada judul di atas, Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Kwitang. Ya, tepatnya di Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsy di Islamic Center Indonesia Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (26/3) sore. Alhamdulillah saya mendapatkan info sebelum acara itu berlangsung jauh-jauh hari (dari Republika Online). Begitu mendapat info akan diadakannya maulid besar tersebut, jauh-jauh hari juga Saya coba niatkan sebelum acara itu berlangsung, bersama anak dan istriku tercinta. Kita Liburan ini tidak kemana-mana, tapi kita pergi menuju tempat yang Insya Allah dan mudah-mudahan Allah meridloinya, Amin. Hmmm dengan bekal roti panggang yang sengaja kita siapkan, dan sebotol air putih, kami berangkat setelah sholat dzuhur. Dengan menggunakan transportasi favourite istri dan anakku BUSWAY Trans Jakarta, dari terminal Kampung rambutan, transit di Kampung Melayu dan langsung menuju Pasar Senin Jakarta Pusat, selanjutnya jalan kaki aja yah...!!! ah, kasian anakku. Naik bajaj deh, Deal Rp. 6000 menuju Masjid tujuan. Wah ternyata Bajaj gak bisa masuk lokasi, maklum acara maulid itu dihadiri orang nomer 1 di Indonesia, Yang terhormat Bapak Presiden SBY, hampir setiap penjuru sekitar lokasi dijaga ketat oleh pengaman negara dan presiden (baca: tentara, polisi, intel, paspampres) dengan senjata lengkap, dibantu oleh anggota DLLAJR. Ya... terpaksa kita turun masih agak jauh dari lokasi. Tak kalah penting, saya juga dikawal oleh pengawal pribadi PASPAMYO (Pasukan Pengawal Mas Joyo) siapa itu... istri dan anakku (Davue)...hhe....heee... Wis.. ora opo..opo..., sing penting wis teko...
Alhamdulillah, akhirnya kita sampai di masjid yang kita tuju, tak lama menjelang waktu sholat asyar tiba, kita sudah siap disana. Diinformasikan bahwa acara maulid dilaksanakan ba'da sholat asyar dan kita berjamaah disana (terasa damai dan menenangkan)
Sholat asyar sudah kita tunaikan, kita lanjutkan dengan berdoa bersama di Makam Habib Ali Al Habsy. Begitu selesai kita langsung menuju Majelis taklim tempat dilaksanakannya maulid agung. Subhanallah... lautan manusia sudah berjejal di sana. akupun bersama anak dan istriku ikut berjejal dan larut dalam gema sholawat Nabi, sambil menggendong anakku (Davue), kasihan kalo aku suruh jalan, sebab baru saja dia sembuh dari sakit. Sambil berjalan mencari tempat / celah yang agak lega, tapi susah juga mendapatkannya. Kami terjepit, dan berjubel dengan jamaah yang begitu banyaknya. Meski demikian hati ini terasa lapang, jiwa ini terasa sejuk, seperti juga yang diungkapkan oleh Bapak Presiden SBY pada sambutannya.
Berikut ini kutipan pidato presiden pada acara tersebut yang saya ambil dari situs info presiden SBY
Presiden: Sejarah Mencatat, Nabi Muhammad Melaksanakan Perubahan Maha Besar

Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsy di Islamic Center Indonesia Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (26/3) sore. Acara ini dihadiri antara lain Menteri Agama Maftuh Basyuni, Gubernur DKI Fauzi Bowo, dan para Duta Besar negara-negara Islam serta puluhan ribu jamaah.
"Kita mengetahui Rasulullah adalah seorang yang sangat sabar dan tegar menghadapi ujian, tantangan dan cobaan. Seorang yang lembut hati dan baik tutur katanya, santun dan bijak. Beliau tegas dalam menegakkan hukum dan keadilan. Beliau menaburkan kasih saya kepada umat dan sesama. Beliau anti kekerasaan. Beliau memiliki ahlak yang sangat mulia dan tiada tandingannya. Dan apabila beliau mempertahankan kehormatan dengan berperang sebagai jalan, berperang karena harus mempertahankan kehormatan, kedaulatan dan harga diri umat Islam yang beliau pimpin," ujar SBY.
"Rasulullah adalah pemimpin besar, pemimpin agung. Bukan hanya bagi bangsa Arab, tetapi juga bagi umat sedunia. Sejarah mencatat, beliau melaksanakan perubahan maha besar. Beliau memimpin umat dan berhasil membangun peradaban Islam dengan mengubah dari jaman kegelapan menjadi jaman yang ditaburi cahaya iman. Beliau juga mampu membangun bangsa da negara yang sekarang disebut nation building dan state building," lanjutnya.
"Beliau memimpin dengan memahami dan menyikapi bahwa perubahan yang harus dilaksanakan itu mesti dilaksanakan secara bertahap, tetapi berlanjut dan tidak pernah berhenti. Beliau tidak melaksanakan perubahan yang radikal. Rasulullah dalam melakukan perubahan pandai menjaga keseimbangan. Karena seimbang maka negaranya stabil, dan mengajak serta melibatkan semua untuk membangun masa depan yang baik. Beliau memilih jalan tengah dan tidak menyukai kekerasan dalam mencapai tujuan," ujar SBY.
0 komentar:
Posting Komentar