BAHWASANNYA

Adanya "ADA" itu "ADA",Tidak adanya "ADA" itu "ADA".Adanya "Tidak Ada" itu "ADA",Tidak Adanya "Tidak Ada" itu "ADA"....
"Huwalloh, Robby...Wa Robbukum...Dialah Allah, Tuhanku dan Tuhan Kalian"

Home » , » The Conductors: Kisah Inspiratif Aremania

The Conductors: Kisah Inspiratif Aremania

EMDE Channel | 1/02/2009 05:34:00 PM | 2komentar
ARTIKEL KIPA REK..! (dalam bahasa Khas Arema yang berarti :Artikel bagus Coy...)
Itu adalah salah satu kalimat yang saya dapatkan waktu baca-baca email / millis Arema, ada juga yang komentar "bisa dibuat referensi Scripsi" (maksudnya artikel tersebut). Ah, ada-ada aja temen2 ini.
Dan yang membuat saya lebih tertarik lagi untuk posting artikel yang saya ambil dari millis ini, adalah komentar di bawah ini, disamping mumpung saya lagi mood untuk ngeblog (kemaren2 lagi berada pada titik jenuh yang lumayan lama, dan gak sempat ngurusi blog) sampai-sampai ada tamu setiaku "si Nduth" yang bilang malas masuk untuk absen, soalnya gak ada yang baru, katanya. Nih...ada yang baru neh.
Saya juga teringat, ada juga temen-temen yang memberi support untuk selalu update posting segala sesuatu yang berkaitan dengan Arema. Karena saya Arema, Bravo Arema.... Ciaaaahhhhhh

(ini komentar salah satu teman millis soal Artikel yang saya tuangkan disini)
BUAT MODERATOR, JANGAN DI HAPUS !!! masih ada orang yang peduli sama juli sumpil... itupun dari luar kota!!! endi peduli e arek malang nang juli !!! jarene kebersamaan ??? kebersamaan macam apa?? yang ada cuma fitnah untuk juli.... mosok juli ke jakarta nontok AFF cup onok fitnah di rayab PSSI 2 jt



The Conductors: Kisah Inspiratif Aremania

Saya adalah seorang penggemar sepakbola. Termasuk di dalamnya sepak bola lokal Indonesia. Sepak bola lokal Indonesia, menurut saya, selalu punya romantisme sendiri yang sama sekali tidak bisa dilewatkan. Memang, persetan dengan segi kualitas. Yang lebih ke depan adalah aroma kekerasan antara berbagai macam pihak yang. Tapi, selalu menyenangkan melihat dengan seksama bagaimana sepakbola lokal kita dimainkan.

Tim lokal favorit saya sejak dulu adalah Persipura Jayapura. Tim asal Papua. Tim paling besar di Tanah Papua malah. Sejak dulu yang saya maksud adalah semenjak mereka berkecimpung di liga nasional kita. Semenjak Generasi Emas sepakbola Papua memenangkan PON 1996.

Tapi, ada satu tim lokal yang selalu mendapatkan tempat di hati saya, Arema Malang. Arema Malang adalah tim sepak bola lokal asal kota Malang. Mereka bisa jadi tim paling populer di Jawa Timur selain Persebaya Surabaya, legenda sepak bola lokal kita yang juga sangat kental aroma kekerasannya di samping berbagai macam keberhasilan
mereka memuncaki kompetisi lokal.

Arema Malang punya Aremania. Aremania adalah kelompok pendukung sepakbola yang paling maju di Indonesia. Mereka beberapa langkah di depan kelompok pendukung yang lain. Kota Malang juga beberapa langkah di depan untuk urusan sepakbola lokal. Apa indikasinya? Simak beberapa fakta berikut:
Arema Malang adalah satu dari sedikit klub sepakbola lokal yang tidak merupakan bekas klub perserikatan. Perserikatan maksudnya seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, atau Persija Jakarta. Mereka merupakan salah satu sisa klub yang bertahan dari kompetisi semi profesional Galatama. Yang bertahan lainnya misalnya saja Semen Padang, Gresik United (dulu Petrokimia Putra Gresik), Medan Jaya (sekarang tersesat di divisi antah berantah, atau entah sudah bubar ya?), Pupuk Kalimantan Timur Bontang (disingkat PKT Bontang), dan Pelita Jaya Purwakarta. Klub seperti ini, sangat mandiri dari segi pembiayaan. Mereka tidak bergantung pada APBD setempat. Jadi, ketika Mendagri mengumumkan bahwa tahun depan subsidi akan dicabut kelabakan jenggot. Nah, Arema Malang tidak. Salah satu pos pendapatan mereka adalah tiket pertandingan yang dibeli oleh penonton.
Sepakbola adalah agama untuk sebagian kota di Jawa Timur, karenanya propinsi ini punya tim sepakbola paling banyak di liga nasional. Malang adalah salah satu pusatnya karena kota Malang punya sejarah menakjubkan di kancah liga nasional versi sekarang ini yang sudah berputar dari tahun 1994.
Untuk kota Malang, imbasnya mengarah pada sebagian besar penggemar sepakbola di kota itu. Mereka memilih Arema Malang sebagai keran untuk mengalokasikan afeksi mereka terhadap sepakbola. Arema Malang lebih mengakar ketimbang Persema Malang, tim bekas perserikatan yang juga bermarkas di kota Malang dan berkiprah di liga nasional.
Kumpulan penggemar itu dikenal dengan sebutan Aremania. Mereka tidak punya rganisasi resmi, mereka tidak punya partai politik tertentu yang dijadikan afiliasi, dan mereka terbiasa dan punya keinginan besar untuk mendukung tim sepakbola andalannya. Termasuk membayar tiket masuk ke dalam stadion, satu hal yang bahkan tidak begitu populer untuk penggemar sepakbola di Indonesia. Setahu saya, hanya Persib Bandung yang bisa menandingi Arema Malang untuk masalah totalitas pendukung yang rela membayar tiket masuk ke dalam stadion. Aremania selalu ada di tempatnya untuk mendukung Arema Malang ketika tim kebanggaannya ada di berbagai macam fase. Ketika Arema Malang sedang terpuruk dalam kubangan kehancuran, mereka ada di sana. Ketika Arema Malang nyaris bangkrut karena pemiliknya kehabisan napas finansial, mereka ada di sana dan bersedia urunan untuk membiarkan roda klub tetap berjalan. Dan tentunya, ketika Arema Malang jaya.
Aremania punya visi ke masa depan yang sangat jauh. Mereka kreatif dengan menciptakan banyak lagu baru. Mereka kreatif dengan banyak menciptakan gerakan baru yang membuat suasana stadion sangat semarak, terutama jika mereka bermain di kandang, Stadion Kanjuruhan. Untuk urusan pionir, di bidangnya Aremania adalah pionir yang tidak bisa disangkal faktanya. Mereka begitu menakjubkan.

Saya pernah duduk satu tribun dengan Aremania ketika Arema Malang melaju ke delapan besar liga nasional. Sayang saya lupa tahunnya. Yang saya ingat, waktu itu striker utama Arema Malang adalah Pacho Rubio. Saya lupa nama depannya, Pacho adalah nama julukan. Orang ini begitu menyenangkan untuk ditonton. Sayang, karena ia begitu jago, PSSI sampai perlu membuat sebuah konspirasi untuk melarang ia merumput lagi di Indonesia. Pacho Rubio terlibat dalam sebuah insiden pemukulan di dalam lapangan. Sampai hari ini, hukuman pengusiran ia dari liga sepakbola Indonesia adalah hukuman yang paling keras yang pernah dijatuhkan oleh badan pemutar liga.

Waktu itu saya takjub dengan berbagai macam `gimmick' yang bisa dimunculkan oleh Aremania. Mereka begitu atraktif. Sampai hari ini, saya sangat hormat kepada Aremania dan Arema Malang. Mereka hebat.***

Beberapa waktu lalu, ketika merencanakan untuk membeli sejumlah tiket Jiffest 2007, saya sudah kepincut dengan sebuah film berjudul The Conductors. Berdasarkan resensinya, film ini bercerita tentang kiprah tiga orang yang menjadi konduktor untuk orang banyak; Addie MS dari Twilite Orchestra, AG Sudibyo dari Paduan Suara Paragita Universitas Indonesia, dan ini yang paling menarik, Yuli Soemphil dari Aremania.

Sosok Addie MS sudah banyak orang tahu. Twilite Orchestra adalah ensemble musik paling beken di negara ini. AG Sudibyo sebenarnya juga merupakan sosok baru untuk saya. Tapi, ia dan kisahnya tidak terlalu menarik untuk saya. Lalu Yuli Soemphil?

Yuli Soemphil adalah konduktor orkestrasi pendukung Arema Malang dalam sebuah pertandingan. Ia memimpin puluhan ribu pendukung melakukan tarian dan gerakan atraktif yang membuat sepakbola tidak lagi menjadi biasa. Sepakbola Indonesia, dengan kehadiran Aremania, menjadi sangat berwarna. Mereka bisa mengemas sebuah pertandingan sepakbola menjadi sebuah karnaval keriaan yang berbasis cinta akan Arema Malang.

Dalam The Conductors, sosok yang paling menonjol memang Yuli Soemphil. Ia, dengan segudang kesederhanaannya, bisa menjadi sosok yang begitu inspiratif. Pekerjaan sehari-harinya tidak digambarkan dengan spesifik. Tapi, ada pekerjaan sampingan sebagai penjual galon isi ulang air mineral. Dari pekerjaan itu, ia hanya mendapatkan sekitar Rp.25.000,00 sampai Rp.30.000,00 per minggu. Intinya, ia bukanlah orang yang mapan dari segi finansial.

Tapi, ia punya cinta yang begitu besar untuk Arema. Sebenarnya Yuli Soemphil adalah representasi Aremania yang begitu banyak bertebaran di Malang. Bahkan “yang ini sangat menarik” Yuli masih membayar tiket masuk ke dalam stadion untuk setiap pertandingan kandang Arema Malang. Padahal ia merupakan dirigen suporter yang berkuasa atas sekitar 40.000 orang yang biasa memadati Stadion Kanjuruhan ketika Arema Malang beraksi.

Sosok Yuli Soemphil adalah cerminan loyalitas dan fanatisme yang memang selalu menyelimuti sepakbola. Aremania bukanlah sebuah kelompok pendukung yang suci, mereka masih terus menerus mencela keberadaan Bonek “kependekan dari Bondo Nekat atau modal nekat dalam Bahasa Indonesia” kelompok pendukung Persebaya Surabaya. Mereka masih mengatai Bonek dengan kata-kata kasar. Tapi, lihatlah yang sudah dilakukan Yuli Soemphil dan puluhan ribu Aremania lain. Mereka memberi sepakbola lokal napas yanng membuat dunia ini terus menerus eksis. Secara finansial, bisa jadi mereka miskin. Tapi, pelajaran bahwa miskin finansial bukan berarti miskin secara mental benar-benar terimplementasi dengan baik lewat film ini.
The Conductors adalah film dokumenter yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Dalam waktu dekat, film ini akan diputar secara luas di jaringan Blitz Megaplex. Kalau punya waktu, silakan ditonton. Saya sendiri akan menonton kembali film ini.
Catatan redaksi : Pada saat artikel ini saya posting, (02 Januari'09 : Red) sebenarnya film ini sudah lama (beberapa bulan yang lalu) diputar di Blitz Megaplex. Sebelum saya mendapatkan keping DVDnya.

Termasuk saya mengharapkan dengan sangat, satu hari nanti ada film yang khusus menceritakan bagaimana Aremania membuat sepakbola kita menjadi sangat menggairahkan untuk saya.

Terima kasih, Andi Bachtiar Yusuf, untuk kisah Yuli Soemphil yang sangat insipiratif ini. (pelukislangit)

sumber:
Millis Arema Sedunia dari http://pelukislangit.multiply.com/journal/ item/787/the_Conductors_ Kisah_Inspiratif _Aremania
Share this article :

2 komentar:

AREMANOISE.COM mengatakan...

salam satu jiwa........... tukeran link bos


www.aremanoise.co.cc

EMDE Channel mengatakan...

S 1 J juga Sam Helmy... nanti saya kunjungi deh ya... Terimakasih

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Griya Maya Rog Rog Asem - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger