BAHWASANNYA

Adanya "ADA" itu "ADA",Tidak adanya "ADA" itu "ADA".Adanya "Tidak Ada" itu "ADA",Tidak Adanya "Tidak Ada" itu "ADA"....
"Huwalloh, Robby...Wa Robbukum...Dialah Allah, Tuhanku dan Tuhan Kalian"

Home » , , , » Redupnya Pamor Sang Aquarius

Redupnya Pamor Sang Aquarius

EMDE Channel | 8/30/2010 04:14:00 PM | 0 komentar
Toko Kaset Gulung Tikar

Jika anda pergi ke toko kaset Aquarius dan toko kaset besar lain di Jakarta, nuansanya adalah obral besar dan cuci gudang. Toko kaset, meskipun sekaliber Aquarius kini berhadapan dengan kemungkinan gulung tikar. Selera masyarakat untuk menikmati musik, dinilai sudah beralih dari kaset konvensional.

Sejumlah pengunjung pun hanya puas melihat-lihat beberapa rak kaset di pojokan Toko Aquarius, Jalan Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Beberapa terlihat kecewa, begitu melihat rak-rak kaset musik dalam negeri dan mancanegara hanya berisi kaset-kaset dari penyanyi lama. Tak ada kaset produk penyanyi baru yang dipajang di sana. Bahkan sebagian rak dibiarkan kosong dan malah diisi Compact Disc (CD) atau DVD.

"Cari apa, Mas?" tanya salah seorang karyawan Toko Kaset dan CD Aquarius di Jalan Mahakam, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (26/8/2010) sore. "Kaset Astrid ada? Kok sudah jarang koleksi kaset di sini," tanya detikcom kepada karyawan tersebut.

Sang karyawan pun menjelaskan, memang sudah agak lama penjualan kaset di tokonya sudah mulai berkurang. "Sudah jarang, Pak sekarang kita jual kaset. Sekarang banyak lebih ke CD atau DVD saja. Album Astrid yang ada juga CD saja," jelasnya.

Ia menambahkan, toko kaset Aquarius di Pondok Indah pun sekarang rencananya akan ditutup, makanya sekarang sedang diskon besar-besaran semua produk kaset, CD dan DVD. Ia juga menambahkan, kaset saat ini agak kurang diminati masyarakat karena beralih ke CD dan DVD. Selain itu, orang juga bisa dengan mudah mendownload lagu yang dia gemari dari berbagai situs internet, dan menyimpannya file di flashdisk.

Suasana masih agak mendingan di Toko Kaset Duta Suara di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Walaupun juga tampak sepi, terlihat penjualan kaset masih normal. Rak-rak penjualan kaset yang berada di lantai tiga toko itu masih terisi, baik album musik Indonesia, Barat, Mandarin dan lainnya. Sedangkan untuk CD dan DVD berada di lantai satu dan dua. Karyawan mengakui, jumlah pembeli juga turun.

"Kalau kaset kita masih terus jual. Masih banyak yang cari kaset, walau memang saat ini banyak berkurang peminatnya. Tapi pasti ada yang cari juga," jelas salah seorang karyawannya.

Duta Suara memang sangat terkenal sebagai toko kaset sejak lama di Jakarta. Bahkan, untuk album tempo dulu atau jadul pun masih lengkap di jual di sini. "Nah, itu salah satu keunggulan kita. Memang kita koleksi kaset-kaset lama juga, yang jadul banyak di sini," jelasnya lagi.

Sebenarnya, penutupan toko kaset dan CD terbesar yang dikelola PT Aquarius Musikindo ini mengejutkan masyarakat. Ritel kaset dan CD Aquarius terbesar di Pondok Indah yang dibangun sejak tahun 1995 silam ini, yang dulu tak pernah sepi pengunjung, akhirnya menyerah akibat menurunnya penjualan kasetnya.

Menurut pengamat musik Bens Leo, penurunan penjualan kaset dan CD ini mulai terasa sejak lima tahun silam, tapi puncaknya baru dua tahun belakangan ini. "Makanya, untuk tahun 2007, karena adanya penurunan drastis itu diputuskan penggunaan label rekaman menggunakan platinum, sekarang lebih pada penggunaan digital," ungkap Bens Leo yang dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

Bens juga mengakui penutupan ritel kaset dan CD Aquarius. Bahkan menurutnya, perusahaan itu terpaksa harus merumahkan sejumlah karyawannya. Namun, Bens juga menjelaskan, penurunan penjualan kaset dan CD ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Makanya, perusahaan rekaman dunia seperti BMG dan Sonny melebur menjadi satu.

Bens menjelaskan, penjualan kaset untuk tahun 2009 tercatat sekitar 15 juta keping. Bandingkan dengan penjualan kaset di era tahun 1982-1989 yang bisa mencapai 80 juta keping. "Bayangkan penurunan yang drastis antara tahun 1982 hingga tahun 1990-an. Tahun 2004 penjualan kaset masih diuntungkan dengan penjualan kaset Peterpan yang mencapai 2 juta keping, juga album Zamrud yang juga mencapai 2 juta keping. Sekarang tidak ada yang pernah mencapai angka itu, pada tahun 2005 turun lagi," jelasnya.

Salah satu terobosan baru penjualan pun dilakukan melalui kerjasama dengan sejumlah perusahan telekomunikasi dan perusahaan seluler. Kerjasama ini melalui layanan Ring Back Tone (RBT), sehingga bisa mencakup ratusan hingga ribuan lagu. Lagu populer, walaupun sepenggal, bisa dinikmati di ponsel ketika kita menelepon seseorang. Tidak hanya itu, artis maupun pemusiknya pun tetap mendapatkan hak royalti.

Bens juga mengatakan, di Indonesia penggunaan kaset dan CD masih sangat penting keberadaannya. Karena pada kenyataannya, artis, penyanyi atau pemusik masih menggantungkan keberadaan kaset atau CD sebegai wujud dari apresiasi mereka terhadap karyanya. "Masyarakat juga akan tanya, kok ada lagunya, tapi mana kaset dan CD-nya? Kan RBT hanya lewat handphone saja. Oleh karena itu sebagai bentuk apresiasi, keberadaan kaset atau CD seharusnya tetap dipertahankan," tegasnya.

Terobosan lainnya, lanjut Bens, saat ini banyak album baik kaset dan CD yang dijual di hipermarket. "Harapan kita ke depan ada terobosan yang terus dikembangkan, karena masih banyak kaset dan CD yang dibutuhkan orang. Cuma terus terang, dari 15 juta keping kaset yang terjual tahun lalu, hampir 80 persen cukai tertinggi justru 80 persen album Indonesia, sisanya lagu barat. Bayangkan kalau ini semakin menghilang," pungkasnya. (zal/fay)

Sumber :
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Griya Maya Rog Rog Asem - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger