Sebuah artikel menarik yang Dikirim oleh Zamroni Ibrahim, Jakarta ke Tribunaremania.com Sebagai Aremania pendatang baru yang menyatakan kecintaannya pada Arema. Langsung saja kita simak artikel / testimonial personal berikut ini :
Izinkan saya menyampaikan sebuah testimoni personal; saya seorang Aremania. Tepatnya baru menjadi Aremania (2010). Secara pribadi saya tidak ragu dengan pengakuan tersebut. Dan sebagai Aremania pendatang baru, saya sadar bahwa saya belum banyak tahu apa-apa mengenai klub tambatan hati ini.
Tapi itu tak masalah, bukan? Setiap Aremania pasti melewati fase yang satu ini, belajar mencintai Arema. Saya yakin rekan-rekan Aremania seluruh Indonesia mengalami hal yang sama dengan saya pada awal kecintaannya terhadap Arema.
Sebelum menjadi Aremania saya sudah suka sepakbola Indonesia. Prinsip saya, kalau bukan kita -orang Indonesia- yang mencintai kompetisi negaranya, lantas siapa lagi. Berharap orang negara lain, tak mungkinlah! Prinsip ini saya pegang teguh setiap kali saya menonton kompetisi sepakbola di televisi. Waktu itu saya tak kesah benar klub apapun yang menang dan juara. Bagi saya semua sama. Terkadang di sebuah siaran live saya pegang Persib, namun tak jarang pula saya pegang Persija di pertandingan berikutnya. Dan bisa jadi minggu berikutnya saya menjagokan Sriwijaya atau Persipura. Tentu saja Arema juga sering saya jagokan setiap kali match Arema disiarkan.
Namun bagaimanapun juga memang kurang sreg mengikuti kompetisi lokal kita jika tak ada jagoan tetap. Setelah sekian tahun tanpa tim favorit permanen, akhirnya, tahun 2010 ini saya mantap menjadi Aremania. Ada beberapa alasan logis saya kenapa saya pilih Arema. Selain permainan Arema yang ciamik di awal musim 2009/2010 yang membuat saya kecantol, ada alasan-alasan khusus lain yang membuat saya mantap menjadi Aremania;
Pertama, yang sederhana sekali, nama Arema sangat cathy dan stylist. Berbeda dengan mayoritas klub lainnya yang merupakan akronim atau singkatan. Seperti Persija, Persijap, Persib, Persiba, PSM, PSMS, PSMP, PSPS, dsb. Kelihatan seragam sekali namanya, monoton, kayak tak ada nama lain saja menurut saya. Meski begitu saya juga paham kalau nama-nama tersebut memang mempunyai unsur historis yang panjang. Terutama saat awal kompetisi era Perserikatan tempo doeloe!
Kedua, masalah logo klub. Banyak klub masih sangat menonjolkan warna lokalitas atau kedaerahan. Tak sreg saya memakai jersey klub yang masih memakai logo Pemda (atau logo yang punya afiliasi dengan pemda). Selain itu, logo-logo tersebut sangat old fashioned, sangat basi dan ketinggalan zaman. Maaf bagi teman-teman suporter lain kalau tersinggung, ini sekedar opini personal saya. Sedangkan Arema, logonya kepala singa, bagi saya ini tak mewakili lokalitas daerah tertentu.
Tentu saja saya sadar homebase Aremania terbesar adalah Malang Raya itu sendiri, dan peran Aremania Malang-lah yang paling signifikan pengaruhnya terhadap klub ketimbang daerah lain. Tapi, dengan simbol yang tak terusik logo Pemda membuat saya berpikir Arema punya potensi meraih dukungan dari pencinta bola Indonesia di luar Malang, khususnya dari mereka yang berada di luar Jawa Timur. Saya sendiri, anak asli melayu Jambi Sumatera, merasa Arema-lah yang bisa menjadi klub favorit yang tepat.
Ketiga, Arema tidak menggunakan uang APBD. Ini yang menjadi salah satu titik pangkal kecintaan saya terhadap Arema. Memang bukan hal baru lagi kalau mayoritas klub Indonesia memakai dana APBD untuk bisa mengarungi kompetisi. ISL sebagai liga yang katanya profesional, bagi saya menjadi sia-sia jika klub tidak bisa menghidupi dirinya sendiri.
Arema, dengan ketiadaan APBD membuat saya yakin klub model inilah seharusnya menjadi contoh baik buat klub-klub lain yang masih menyusu ke dana daerah. Inilah langkah yang harus diambil kalau mau jadi klub profesional. Sampai kapan mau menghabiskan APBD melulu? Walaupun saya tahu dengan tiadanya APBD tersebut sering membuat Arema krisis finansial. Tapi itu tak apa-apa, selagi Arema krisis bukan karena boros akibat belanja pemain bintang jor-joran misalnya, saya bisa paham, dan selalu akan mendukung Arema. Tak apa-apa dengan finasial pas-pasan asal diatur dengan baik, roda keuangan klub pasti bisa juga lancar juga akhirnya.
Pasti ada jalan lain untuk sumber keuangan klub selain APBD. Bagi saya nonsense jika ada klub yang jadi juara karena daerahnya royal menggelontorkan dana hingga belasan milyar rupiah, apatah lagi jika sampai gagal. Masyallah! Duit rakyat itu, Bung! Dan Arema semoga tetap mandiri selalu. Jangan sampai menyusahkan pemda Malang.
Keempat, perubahan nama Arema Malang menjadi Arema Indonesia. Saya tahu alasan perubahan nama tersebut berasal dari pelatih Robert Alberts yang kurang sreg memakai nama Malang di belakang kata Arema. Alasannya, malang adalah arti lain dari tidak beruntung (unlucky). Tak masalah apapun alasan perubahan nama tersebut. Bagi saya, perubahan ini adalah langkah yang tepat. Dengan mengubah Arema Malang menjadi Arema Indonesia, membuat Arema semakin keluar dari semangat kedaerahan belaka.
Walaupun banyak klub kelas dunia yang mengambil nama daerah semisal Manchester United dari kota Manchester dan AC Milan untuk kota Milan, tapi berhasil meraih dukungan orang luar kota bersangkutan bahkan mampu menembus batas negara. Namun, tak tepat juga membandingkan kasus nama-nama klub liga Eropa dengan nama-nama klub Liga Super Indonesia. Tapi bagaimanapun, saya rasa, dengan nama Arema Indonesia saya berharap klub ini tidak sebatas Malang Raya dan Jawa Timur saja fans-nya tapi juga ke seluruh Indonesia (faktanya sudah mulai kelihatan, banyak Aremania tidak hanya berbasis di Malang Raya), semoga juga luar negeri….
Itu saja, anggap saja sebagai perkenalan awal saya dengan Aremania di seluruh Indonesia….dalam lubuk hati saya sangat menanti-nanti kehadiran Arema Indonesia di SGUBK dalam pertandingan pertandingan melawan Persija bulan Mei nanti. Semoga di pertandingan tersebut adalah penentuan Arema juara ISL 2009/2010. Tapi semoga sebelum pertandingan tersebut Arema sudah jelas juara, dan kehadiran saya di SGUBK nanti hanya merayakan titel juara. Semoga. Ini harapan terbesar saya.
SALAM SATU JIWA AREMANIA, BRAVO AREMA INDONESIA
Zamroni Ibrahim
Aremania Jambi yang kini berdomisili di Jakarta
Sumber
Kenapa Saya (Akhirnya) Menjadi Aremania
EMDE Channel | 4/21/2010 11:08:00 AM | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar